Selasa, 29 Mei 2012

Surat Kecil Untukmu


Aku memandanginya dari sudut kantin sekolah. Sesekali aku menunduk sembari membalas bbm, sesekali aku mengarahkan tatapanku padanya. Ada yang berbeda darinya. Hari ini dia nampak begitu bahagia. Siapa dia? Dia adalah mantan kekasihku. Aku pernah memilikinya selama hampir 2 tahun lamanya. Sampai pada akhirnya aku kehilangan dia untuk selamanya.

Aku tersenyum sembari konsentrasi membalas bbm-bbmku. Aku tak pernah benci pada siapapun masa laluku kecuali padanya dulu. Dialah yang membuatku menggebu soal cinta, membakarku dengan api cemburu, dan dia pergi saat cintaku sedang pada puncaknya. Dia juga lah satu-satunya mantan yang pernah aku kenalkan kepada kedua orang tuaku. Tapi pada kenyataannya, sekarang aku tak bisa membawanya lagi ke rumahku. Keadaan sudah berbeda, dia bukan lagi milikku dan aku juga sudah tak bisa lagi memilikinya.

Aku rebahkan badanku ke tempat tidur. Lelah sekali aku hari ini. Tugas sekolah yang menumpuk dan juga masalah yang datang silih berganti. Aku sudah putuskan untuk tidak mencampuri urusan apapaun kecuali masalahku sendiri. Karena semakin aku ingin membantu, ternyata masalah itu malah menyeretku. Lelah sekal aku hari ini. Ku nyalakan laptop dan mulai memainkan lagu-lagu di dalam playlist yang sudah siap aku dengarkan. Volume maksimal, pintu kamar di tutup, dan aku memejamkan mata. 

Satu hari aku pernah berlari, aku pernah mencari, dan pada kenyataannya aku tak pernah dapat berhenti. Hingga suatu hari aku tersandung dan aku tak bisa berdiri lagi

Sekelebat aku mengingat kembali tulisanku dalam buku diaryku. Aku beregegas mengambil dan membaca kembali satu persatu lembar yang ada. Bulan Januari, februari, Maret, April, Mei dan berhenti di Juni. Aku mulai meteskan air mata. Aku mula terisak-isak dan pada akhirnya aku menghentikan membaca dan menempelkan mukaku dalam bantal. Aku menangis dan masih tak berhenti. Lima bulan sudah berlalu, dan aku masih begini. Padahal aku tau kami sudah memiliki jalan yang berbeda. Ya aku sudah punya Dewo dan dia punya gadis cantik itu. 

Aku ambil beberpaa fotoku dan dia dalam laci lemariku. Entah sudah berapa lama aku menyimpannya. Aku rasa sudah lama aku tak ingin melihatnya namun sayang untuk membuangnya. Aku ambil beberapa barang pemberiannya, foto-fotonya serta diaryku. Aku masukkan dalam kotak dan aku tulisakan sebuah surat kecil di dalamnya.

" Dear kamu mantanku, aku sangat menyayangimu, dulu. Aku tak bisa lupakanmu, dulu. Dan aku akan melepaskanmu, sekarang. Aku tak akan masuk dalam ruang hatimu, lagi. Aku akan menutup semuanya dan melihatmu pergi. Aku menangis karenamu, tapi aku tau aku tersenyum karenanya. Kamupun begitu bukan? Semoga kamu bahagia ya. Aku juga akan cari bahagiaku disini. Selamat tinggal kenangan.... Aku yang dulu pernah mencintaimu, Rosa"

Aku mengubur kotak itu di belakang rumah. Aku tak akan menghapus kenangan, tapi aku hanya tak ingin terkenang.  Aku hapus air mata yang sembari tadi menetes. Terdengar suara ketukan pinti sedari tadi. Sambil tersenyum aku membuka pintu dan memberikan pelukan pada Dewo yang sudah sembari tadi menungguku di teras depan rumah. Aku mencium aroma manis ini pada Dewo. Aku tersenyum hari ini, bagaimana denganmu di sana?


Surat kecil untukmu




Tidak ada komentar:

Posting Komentar