Selasa, 15 Mei 2012

Selamat Pagi Masa Depanku

"Pergilah sayang, ku tak ingin kau ada disini. Pergilah pergilah pergilah mau apalagi. Kau telah tega merusak di kala ku setia. Pergilah pergilah jangan kau kembali........"

Pagi ini, matahari mengetuk tidur nyenyakku. Aku yang sedari malam tadi masih tak percaya apa yang terjadi padaku. Semua serasa mimpi. Aku masih sangat berharap itu hanya mimpi. Saat aku membaca kembali pesan singkatmu, aku terasadar bahwa semalam tadi adalah kenyataan pahit bagiku.

Kubuka jendela kamar dan merasakan aroma pagi dikala pukul 5 pagi. Aroma yang sangat aku suka, dan merasakan betapa dinginnya pagi ini. Kulihat sekeliling dan mencari-cari sosokmu yang seringkali menyapaku di kala subuh. Namun, mulai hari ini aku tau aku tak akan pernah menemukanmu lagi.

Antara sedih dan bahagia kala aku membuka mata pagi ini. Aku lelah menangis itu alasanku bahagia, tapi aku sangat mencintaimu, itu alasan aku terluka. Komitmen yang kita bina selama 5 tahun lamanya, terpatahkan dengan begitu mudahnya. Janjimu untuk mengikat cincin di jari maniskupun hanya tinggalah janji. Hubungan yang terjalin semenjak aku memulai kuliah, harus berakhir di kala aku mendapat gelar sarjanaku. 

Tak mudah menghapus sosokmu sayang, aku suka semua tentangmu senyummu, amarahmu, kebohonganmu, kejujuranmu dan aku suka aroma tubuhmu saat kau lelah berlatih basket seperti biasa. Aku rindu kala menemanimu bermain basket, aku rindu suara beratmu kala menelponku di pagi buta hanya untuk sekedar membangunkanku, aku rindu saat percaya meski kau berulang kali berdusta, aku rindu semua tentangmu. Bodoh ya aku? Masih mencintaimu dengan segala sikap burukmu.

Pagi ini lagu raisa menemaniku, aku tersenyum kecut. Berulangkali aku mencoba mencerna bagian liriknya "Pergilah sayang, ku tak ingin kau ada disini. Pergilah pergilah pergilah mau apalagi. Kau telah tega merusak di kala ku setia. Pergilah pergilah jangan kau kembali........" Ya, aku tak ingin kau kembali. Aku tak sebodoh itu sayang, untuk yang terakhir kalinya aku mudah kau bodohi. Aku tak akan lagi percaya dirimu seperti satu, dua, tiga, empat tahun lalu. Aku yang mencintai dan membencimu dengan cara yang sama. 

Kau hancurkan segala rasa setiaku, hanya dengan sikap egoismu untuk mendapat cinta yang lebih dariku. Kamu alasanku mencintai dan alasan aku membenci. Pada akhirnya aku menyerah pada rasa kecewaku. Aku mengakhiri komitmen kita lebih dengan perasaan legla cintaku masih tak cukup untukmu. Aku tak habis pikir, mengapa setiaku dan cintaku masih tak cukup bagimu. Ya, aku melepasmu untuk cinta barumu. 

Kuhempaskan tubuh ini ke sofa. Melupakan semua dan bersiap untuk menyambut hari-hari bahagia tanpamu, pendusta. Aku mencintai setiap kenangan kita, namun membenci setiap tetes kebohonganmu di masa laluku. Ku baca koran pagi ini dan melupakan segala persoalan tentangmu. Ku teguk secangkir teh manis kesukaanku dan tak lupa berucap dalam hati selamat pagi masa depanku.

Selamat pagi masa depanku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar