Selasa, 06 November 2012

Kejam Ya Dunia Maya?

Bagaimana rasa menjadi pemegang kunci pada sebuah peti besar berisi harta karun didalamnya? Mungkin itu yang sedang dirasakan Bianca sekarang. Bukan harta karun dalam arti sebenarnya, namun harus ikut menyimpan kebohongan rapat-rapat dari seorang masa lalu. Tak ada yang berkaitan denganku, pikir Bianca. Menyimpannya dan hanya menjadi penonton saja sudah membuatnya geram. Kadang berpikir untuk memberikan kunci ini pada pemiliknya, namun terlalu sakit bagi sang wanita lainnya tentunya.

Bianca tak pernah berpikir untuk memberikan apa yang diketahuinya pada salah satu wanita. Baginya, Tuhan punya caranya memberi kunci itu secara yang tak terduga. Di satu sisi Bianca melihat sang masa lalu bersama wanita barunya, dan di sisi lain wanita yang sudah lama diketahui Bianca juga mengaku sebagai pacar masa lalunya itu. Bianca memutar otak. Berusaha memberi kode-kode terselubung agar salah satu dari dua wanita itu menyadari, bahwa ada yang tidak beres dari kebohongan lelaki mereka. Yah, tapi cinta itu buta, kode dia lempar, malah sindiran yang didapat. Bianca kesal, namun Bianca cukup sabar untuk terus melempar kode-kode agar sang gadis sadar.

Bianca kembali mencerna. Pikirannya kembali ke masa lalu. Dimana dia berada pada salah satu wanita itu. Tersenyum. Oh inikah yang ditertawakan teman-teman masa lalunya kala itu. Ketika berulangkali Bianca diberi peringatan bahwa dia diduakan. Atau sekedar memberi tahu bahwa gadis itu bukanlah sekedar mantan. Bianca tersenyum, kali ini terlihat bahwa Bianca cukup menyadari bahwa dia hanya tak ingin salah satu gadis mengalami hal yang sama. 

Bagaimana bisa dengan klasiknya dia mengucap kata-kata dusta. Sama seperti saat bersamanya dulu? Password lupa? Bukan dia yang memasang foto? Atau bukan dia yang mengirim mention mesra? atau sekedar dia tak menanggapi? hah! Klasik! pikir Bianca

Dia tak pernah berkomplot dengan sang masa lalu untuk menyimpan sepenggal rahasianya. Tapi, janjinya pada masa lalu untuk tak menjawab apapun jika gadis lainnya bertanya soalnya dan wanita lainnyalah yang membuatnya diam. Bianca menyadari, tak ada urusannya di dalam permainan ini. Bianca tau bahwa semua yang didapat gadis itu, adalah hasil perbuatannya di masa lalu. Namun Bainca sadar, tak ada dendam, toh Bianca tak salah membuang lelaki yang salah untuk wanita yang salah. Cukup menonton dan tersenyum.

Bianca kembali tersenyum, betapa sangat gamblang nama akun wanita yang sering berbalas-balasan di twitter dengan sang mantan. Sangat jelas pula, nama belakang akun wanita itu. Hey gadis! Buka matamu! Lelaki seperti apa yang sudah lama kamu tunggu, tidak sayangkah dengan lelah hatimu?

Bianca tak banyak bicara. Sambil menjadi penonton setia, dari permainan dua wanita satu pria. Bianca tak pernah mentertawakan, ia hanya sesekali menyayangkan, betapa cinta tak membuat seseorang membuka mata.


Kejam ya dunia maya, Sambung Bianca



Senin, 05 November 2012

Surat Cinta, Pertama

Halo sayang,
Pagi ini aku membaca surat isengmu sambil menyedu teh hangatku. Kamu berhasil membuat mataku berkaca-kaca dan tak terasa meneteskan air mata. Aku meragukanmu yang baru melakukannya untuk pertama kali, gaya menulismu sangat manis. hehehe

Terimakasih untuk suratmu esok ini. entah aku menyebutnya pengakuan terselubungmu atau sekedar gombalanmu. Namun bagiku, menjalani kisah ini adalah kelegaan yang luar biasa. Jatuh dan terluka di masa lalu, dan padamu aku kembali percaya bahwa cinta yang tulus adalah ada. 

Tetaplah sabar dan berusaha kita bersama. Yang aku butuhkan adalah setia dan ketulusanmu bersamaku. Jalani apa yang ada, dan biarkan hati kita saling menjaga. Biarkan alam yang memberi kejutannya. Kita ikuti alur permainan ini.

Tetaplah hadirkan keceriaan, tetaplah berikan pundakmu untuk sekedar rebahkan lelah, tetaplah berikan kesabaran hanya untuk sekedar dengarkan rengekan manjaku, tetaplah bertahan hingga kita memang benar-benar tak mampu bertahan.

Aku yang membawamu dalam doa malamku, ingin memberimu apa yang aku punya, ketulusan. Tetaplah disini, berdiri melindungi dan menggenggam tanganku kemanapun kamu membawaku pergi.


Untukmu pujaan hati 

Minggu, 04 November 2012

Ketika beda adalah cinta



Kita pergi untuk berjanji dan akan mengukir kisah sampai nanti


Aku mengalunkan lembut ayat-ayat Al-quran dalam setiap keheningan doaku pada-Nya. Mengalirkan air mata dalam setiap pintaku pada-Nya. Tak ada yang aku pinta, selain keikhlasan dalam setiap jejak langkah baruku, kamu. Setiap tanganmu mendekap hangat rosariomu, meminta dalam ucap doamu. Membaca dalam hati dengan ketenanganmu. Aku tak pernah terpikir kamulah pilihan hati. Sampai pada akhirnya, kamu yang datang..........

Sesekali terpikir untuk hanya sekedar menemanimu untuk ibadah minggu. Menunggumu beberapa jam untuk waktu intimu pada-Nya. Melihatmu dalam balutan baju formalmu dan membawa serta al-kitabmu. Tak banyak pintaku selain, jalani bersama meski aku tau pasti akan berat untuk kisah ini. Tak ada yang tau pasti apa yang ada dalam jejak ini. Mengenalmu, tertawa bersamamu, bahkan menjadi pilihanmu. Tuhan ajaib ya, apa ini cinta? 

Manis. Ya tingkahmu sangat manis. Alunan suaramu dalam sepenggal lirik lagu rindu, berputar-putar dalam otakku hingga berhari-hari. Atau hanya sekedar menuruti rengkanku untuk pergi mendengarkan suara ombak siang itu . Atau coklat yang kamu berikan tepat di pukul 12 siang? hahhaha

Kita adalah sepenggal asa. Yang tercipata dalam 2 dunia, dua yang berbeda. Namun kita tercipta dalam sajak hati yang tau kemana harus berlabuh. Sepenggal nada yang bergerak berirama. Kamu dengan rapal doamu, aku dengan alunan ayat suciku. Kita dalah sepasang hati, yang sedang menjalani, bahwa kisah ini berawal dari saling menghargai. Ada kah yang salah sayang?

Aku mengucap lembut suara dzikir dalam tasbihku. Kamu mengucap pelan doa bersama rosariomu. Tak ada yang asing kecuali aku dan kamu menggenggam hati dalam satu janji. Bahwa keyakinan adalah kehendak Tuhan, dan cinta yang memilih jalan. Ukirlah kisah selama kita bisa, berusaha, dan saling mencinta. Apapun kita nantinya, kisah indahlah yang ingin kita ceritakan. Lakumdinukumwaliadin. Agamaku agamaku, agamamu agamamu. 

Aku masih ingin mengantarmu dalam doa-doaku. Jangan lupa ceritakan bagaimana kita satu dalam kehendak-Nya. Bagaimana kita akan berusaha dalam kisah yang indah, nantinya :)


                                                                                                       Salam manisku, untukmu