Minggu, 30 September 2012

Terakhir dan berakhir

Sudah lama tak mencium aroma tinta. Sudah lama tak merindukan sebuah tulisan mesra di dalam sebuah pesan singkat. Beberapa waktu telah dihabiskan hati ini untuk menahan pilu. Berjuang dala kegelisahan, mendoakan dalan setiap helaan nafas lima waktu, bahkan membawa nama masa lalu dalam permohonan manisku dalam doa malamku. semua telah usai. Bahkan hati ini enggan sekedar mengingat namanya lagi. Lelah dan membiarkannya berfikir siapa yang akan dipilihnya untuk sekedar mengingatkannya solat jumat untuk menambah ketampanannya? hahhaha

Tak akan ada yang terhapus dalam ingatan. Semua adalah kenangan. Semakin membenci semakin mengingat. Semakin memaafkan, semakin melupakan. Tak banyak yang dapat terucap kecuali terimakasih untuk setiap waktu berharga dalam memberiku senyuman, tangisan, amarah dan kecemburuan. Bagiku, pernah mencintaimu dan dapat melupakanmu adalah hal terberat dan terlega yang dapat aku usahakan hingga  beberapa bulan lalu. 

Kita adalah sepenggal kisah, yang bertemu dalam waktu yang salah. Yang tak pernah surut untuk saling mendoakan. Atau sekedar memberi ucapan selamat untuk sebuah keberhasilan. Yang tak tersambung kembali dan tak akan memberi celah meski hanya untuk melempar rindu. Kita adalah janji yang terlalu enggan untuk ditepati. Kita adalah sepasang sayap yang tak pernah ditakdirkan untuk terbang bersama, karena kita adalah masa lalu dari sebuah kisah pilu. Berjuang sendirian teramat berat. Dan sampai saat melupakan dan menghapusmu adalah titik kemenangan yang membuang waktuku cukup lama.

Semua telah usai. Hanya edelwis dan si boneka yang masih tersimpan rapi. Selain itu, telah aku biarkan pergi dan hinggap di kenangan yang tak ingin terjamah.

Bahagiaku satu, dapat mengikhlaskanmu tanpa ada tangis yang menyertai kepergianmumu.


Salam manis dariku,  masa lalumu